Di tahun 2012 lalu, Manchester United yang masih tetap dilatih Sir Alex Ferguson sedang masuk saat-saat yang cukup membuat frustrasi. Mereka memerlukan figur pahlawan supaya bisa kembali bangkit.
Persaingan perebutan gelar Premier League musim 2011/12 berjalan dengan ketat sekali. Pada minggu ke-36, Manchester United menerima kekalahan atas Manchester City serta harus terpaksa menyerahkan tempat pucuk pada lawan sekotanya itu.
Pencapaian point ke-2 team sama, tetapi Manchester United tempati rangking ke-2 sebab kalah beda gol dari the Citizens. Pada minggu paling akhir, nampak sedikit keinginan sebab City sedang ketinggalan atas rivalnya, QPR.
Manchester United sukses amankan tiga point pada minggu terakhir kalinya selesai menaklukkan Sunderland. Waktu mereka dipastikan untuk juara, City belum dapat mengubah keadaan.
Tetapi semua beralih demikian masuk waktu injury time. Edin Dzeko serta Sergio Aguero berganti-gantian cetak gol serta membuat Manchester City menaklukkan QPR dengan score 3-2. Sekaligus juga membuat Manchester United menangis.
Sir Alex sadar jika Manchester United perlu penambahan daya gedor untuk dapat menaklukkan lawan barunya itu pada musim selanjutnya. Karena itu, dia melirik materi scuad lawan lamanya, Arsenal.
Saat Sir Alex Menyalahi Kebijaksanaan Transfernya Sendiri
Sir Alex sudah menjaga kebijaksanaan transfernya sepanjang tahun. Dia cuma ingin mengambil pemain muda yang dapat dihargai mahal di beberapa tahun selanjutnya. Selanjutnya, dia harus tidak pedulikan idealisme ini.
Pria asal Skotlandia itu bersepakat sebab Manchester United memerlukan figur penyerang yang terbukti dalam soal cetak gol. Serta di saat itu, perhatiannya tertuju pada bomber Arsenal, Robin Van Persie.
Van Persie adalah pujaan club berjulukan the Gunners itu. Di tahun 2012, Van Persie sukses mendapatkan dua penghargaan berprestise sekaligus juga Yaitu PFA dan FWA Player of the Year. Penghargaan itu didapat sesudah dianya sukses cetak 30 gol dari 38 performa.
Lepas dari itu, Van Persie mempunyai beberapa kekurangan. Kecuali umurnya tidak lagi muda, dia pun tidak mempunyai reputasi menguatkan club besar kecuali Arsenal serta rawan akan hantaman luka.
Sir Alex tidak menghiraukan kekurangan itu serta pilih untuk selalu mengambilnya pada harga 24 juta pounds, yang termasuk cukuplah tinggi pada masa itu. Jelas, ketetapan Sir Alex langsung membuat kritikus mengerutkan dahi.
Van Persie Menjawab Kebimbangan
Seringkali, seorang pemain akan mendapatkan kesusahan pada musim pertamanya. Ini karena dianya harus menyesuaikan dengan lingkungan baru. Tetapi Van Persie menunjukkan jika asumsi itu tidak selamanya betul.
Van Persie memainkan pertandingan kiprahnya bersama-sama Manchester United menantang Fulham. Dia ikut membubuhkan namanya pada papan score sesudah sukses mengkonversi umpan dari Patrice Evra menghasilkan gol dengan shooting 1/2 voli.
Keran gol Van Persie terbuka benar-benar lebar. Dalam delapan laga selanjutnya di liga, dia sukses kantongi tujuh gol. Termasuk juga catatan hat-trick saat the Red Devils berkunjung ke tempat Southampton.
Scuad Manchester United pada musim 2012/13 termasuk sangatlah eksklusif, dimana terdapat beberapa pemain yang mempunyai kualitas tertentu. Tetapi mereka dapat gantungkan keinginan untuk cetak gol pada Van Persie seorang.
Ujian Sebenarnya: Manchester City
Salah satunya pemicu ketidakberhasilan Manchester United jadi juara pada musim 2011/12 ialah kekalahan atas Manchester City. Perlu untuk diketahui jika the Red Devils tidak dapat cetak gol serta kalah dengan score tipis 0-1.
Van Persie telah menunjukkan jika dianya ialah penyerang berkualitas dengan membobol gawang Liverpool, Chelsea, dan Arsenal. Tetapi ujian sebenarnya tiba pada minggu ke-16, derby Manchester pertama kalinya.
Laga yang berjalan di Etihad Fase itu terlihat akan usai dengan score seimbang 2-2. Tetapi semua beralih waktu Manchester United memperoleh peluang sepakan bebas mendekati laga usai.
Van Persie dipercayai untuk pelaksana eksekusi. Tembakannya menabrak pagar hidup the Citizens serta mengganti arah pergerakan bola. Selanjutnya, jala gawang Manchester City bergetar serta the Red Devils keluar untuk juara.
Gol Indah Untuk Pengunci Gelar
Roda kehidupan berlaku di lapangan. Antara bulan Februari sampai April, Van Persie kesusahan cetak gol. Untungnya Manchester United telah ada jauh dari beberapa kompetitor paling dekatnya di saat itu.
Dia sukses mendapatkan performnya kembali lagi mendekati akhir musim. Dari mulai menantang Stoke City pada bulan April sampai kontra Arsenal, sekitar empat laga, nama Van Persie selau tampil di papan score.
6 gol sukses dia produksi dalam kurun waktu itu. Termasuk juga hat-trick yang Van Persie bikin saat the Red Devils berjumpa Aston Villa di Old Trafford. Manchester United menang dengan score mutlak 3-0 dalam pertandingan itu.
Dia menghiasi perform apiknya dengan gol yang indah. Dalam satu peristiwa, Van Persie memperoleh operan panjang dari Wayne Rooney. Dia tidak memperoleh pengawalan yang ketat dari barisan pertahanan musuh waktu itu.
Van Persie tak perlu berbasa-basi. Demikian sampai ke kotak penalti, dia melepas shooting serta waktu bola belum sentuh tanah. Tendangan kerasnya menusuk jala gawang Aston Villa serta membuat fans MU bersorak keras.
Kemenangan itu membuat Manchester United jadi juara Premier League walau masih tersisa empat pertandingan lagi. Dengan cara keseluruhan, dia kantongi 26 gol dari 38 performa. Membuat Sir Alex dapat pensiun dengan tenang.