Kaka, AC Milan, serta Malam yang Indah di Athena
Stadion Olimpiade Athena, Yunani, 23 Mei 2007, ialah saksi bisu keberhasilan AC Milan mendapatkan gelar mereka yang ke-7 di Liga Champions Eropa. Stadion itu jadi saksi Kaka, salah satunya pemain sepak bola paling baik di generasinya, memenangkan persaingan elit ini untuk pertama-tama sekaligus juga yang paling akhir dalam profesinya yang fantastis.
Buat Milan, Kaka serta beberapa partnernya, ini adalah pembalasan untuk kekalahan menyakitkan dua tahun awalnya, menantang team yang sama, Liverpool.
Mimpi jelek dari Istanbul jadi sedikit lebih terobati. Tidak ada kekalahan pahit untuk yang ke-2 kali. Itu ialah malam yang indah di Athena buat sang legenda Brasil, buat Rossoneri.
Musim 2006/07 sebenarnya bukan musim yang prima buat Milan. Tetapi, walau sedih di ranah lokal, Rossoneri sukses merajai Eropa.
Keberhasilan itu didapat karena banyak unsur, termasuk juga pola Christmas Tree racikan Carlo Ancelotti, yang dibentengi Alessandro Nesta serta Paolo Maldini, dimotori Andrea Pirlo, dan diinspirasi Kaka.
Memulai Serie A dengan penalti delapan point untuk buntut dari skandal Calciopoli, Milan finish rangking empat dengan beda satu point dari Lazio, 14 di bawah AS Roma serta terpisah 36 angka dari sang lawan sekota Inter Milan dalam tempat paling atas.
Di Liga Champions, Milan sukses meluncur sampai partai final. Rivalnya ialah Liverpool, yang di final dua tahun awalnya, di Istanbul, menaklukkan Milan melalui beradu penalti, walau sebenarnya Rossoneri unggul 3-0 terlebih dulu di set pertama.
Tidak ada Istanbul jilid dua. Di Athena, Milan sukses membalaskan dendam mereka
Dengan posisi belakang kompak yang digalang kapten Maldini serta Nesta, didukung duet full-back Marek Jankulovski-Massimo Oddo yang penuh daya untuk turun-naik selama 90 menit, barisan tengah yang diotaki Pirlo bersama-sama Massimo Ambrosini serta Gennaro Gattuso untuk 'satelit', dan Clarence Seedorf serta Kaka di belakang goal getter Filippo Inzaghi, Milan mengalahkan The Reds 2-1.
Milan mendapatkan titelnya yang ke-7, yang belum makin bertambah sampai saat ini. Selain itu, Kaka mendapatkan titel juara persaingan elit ini untuk pertama sekaligus juga paling akhir dalam profesinya.
Kaka, yang membuat satu diantara dua gol Inzaghi di final, menyapu gelar top skor dengan catatan 10 golnya, sekaligus juga dikukuhkan untuk pemain paling baik Liga Champions musim itu.
Karena andil bawa Milan memenangkan Liga Champions, Kaka selanjutnya memenangkan tempat penghargaan berprestise Ballon d'Or 2007. Melalui voting majalah France Football, ia memperoleh 444 point, menaklukkan winger Manchester United serta Portugal, Cristiano Ronaldo (277 point), dan bintang Barcelona serta Argentina, Lionel Messi (255 point).
Kaka menguatkan Milan periode 2003-2009. Ia selanjutnya digaet Real Madrid, sebelum balik lagi ke Milan pada musim 2013/14. Kaka lantas geser ke Orlando City, serta pensiun disana pada Desember 2017.
Kaka salah satu pemain paling baik dalam riwayat Milan. Sangat banyak peristiwa hebat yang dilaluinya bersama-sama Milan.
Temrasuk salah satunya tentunya saat sukses mengubur mimpi jelek dari Istanbul dengan satu malam yang indah di Athena.